Selasa, 09 Agustus 2011



Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS. Ali-Imran: 145)
Kelelahan Yang Disukai Allah SWT dan Rasul-Nya (Muhammad SAW) adalah :

  1. Kelelahan saat berjihad (9:111)
  2. Kelelahan saat berdakwah (41:33)
  3. Kelelahan saat beribadah dan beramal shaleh (29:69)
  4. Kelelahan saat mengandung, melahirkan dan menyusui (31:14)
  5. Kelelahan saat mencari nafkah (62:10)
  6. Kelelahan saat mengurusi keluarga (66:6)
  7. Kelelahan saat belajar atau menuntut ilmu (3:79)
  8. Kelelahan saat susah, miskin dan sakit (2:155)
Karenanya mari bersama-sama natamatta’ bimataibina yaitu menikmati kelelahan yang penuh berkah di Bulan Ramadhan Bulan yang Suci ini
Bukan berat beban yang membuat kita stress, tetapi lamanya kita memikul beban tersebut. Jadi apapun beban yang ada di pundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak jika bisa. Hal terindah dan terbaik di dunia ini tak hanya dapat dilihat, tapi dapat dirasakan jauh di relung hati kita. (oleh : Mutiara Kalbu Sebening Embun Pagi)
KISAH TUKANG KAYU & RUMAHNYA

          Seorang tukang kayu yang sudah lanjut usia menginginkan pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi. Walau harus kehilangan penghasilan bulanan untuk menghidupi keluarganya, keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah, ingin beristirahat, dan menikmati sisa hari tuanya bersama istri dan keluarganya. Pemilik perusahaan merasa sedih karena harus kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Sebagai permintaan terakhir, pemilik perusahaan, meminta dibuatkan sebuah rumah untuk dirinya. Tukang kayu itu menyetujui permintaan pribadi majikannya walaupun dengan terpaksa karena dia sudah ingin segera berhenti dari pekerjaannya. Walhasil, kerjanya jadi setengah hati. Dengan perasaan malas dan ogah-ogahan dia mengerjakan proyek itu. Selain itu, dia juga memakai/menggunakan bahan-bahan bangunan dengan kualitas yang sangat rendah.
Akhirnya selesai juga rumah yang diminta oleh pemilik perusahaan walau kualitasnya kurang memuaskan. Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia memberikan sebuah kunci rumah kepada si tukang kayu. Ini adalah rumahmu; Hadiah dari kami katanya. Betapa kagetnya si tukang kayu. Rasa malu dan menyesal menghinggapi dirinya. Jika saja ia tahu bahwa rumah yang dibangunnya itu untuk dirinya, pasti akan  dikerahkan segala daya-upayanya untuk menghasilkan yang terbaik. Tapi apa mau dikata, kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.
Begitulah gambaran kehidupan kita. Terkadang kita bingung, untuk apa hidup ini. Dalam kebingungan, kita lebih milih berusaha apa adanya ketimbang mengupayakan yang terbaik untuk mengisi hidup. Bahkan untuk urusan ibadah dan ketaatan kepada Allah swt pun kita anggap hanya sekedar rutinitas saja. Yang pada akhirnya kita dibuat terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan perbuat selama  kita hidup di dunia dan tidak lain adalah untuk kehidupan kita sendiri di Alam Akhirat.  Allah SWT berfirman: Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. (QS. Al-Mudatsir [74]: 38).
Karenanya, pastikan tujuan hidup kita untuk meraih Ridha Allah SWT seoptimal mungkin. percantik perjalanan hidup kita dengan aturan hidup Islam, serta Berbuatlah dengan Sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya sesuai dengan Tuntunan Al-Qur"an dan Al-Hadist. Karena nasib kita di akhirat nanti adalah proyek yang kita kerjakan sendiri selama hidup di dunia ini !!!

Tidak ada komentar: